Sabtu, 30 September 2023

Ananias Dan Safira Istrinya Meninggal Di Hadapan Santo Petrus Karena

Ananias dan Safira adalah pasangan suami istri dalam Alkitab yang terkenal karena insiden yang tragis yang terjadi di hadapan Santo Petrus. Kisah ini terjadi di awal gereja mula-mula dan memberikan pelajaran penting tentang integritas, kejujuran, dan pentingnya niat yang tulus dalam pelayanan kepada Tuhan.

Kisah Ananias dan Safira tercatat dalam Kitab Kisah Para Rasul, di mana umat Kristen baru dalam gereja awal secara sukarela memberikan harta mereka kepada gereja dan mendistribusikannya kepada mereka yang membutuhkan. Ananias dan Safira juga memutuskan untuk menjual tanah mereka dan menyumbangkan sebagian hasil penjualan kepada gereja. Namun, mereka memiliki niat yang buruk, yaitu mempertahankan sebagian dari uang penjualan tersebut untuk diri mereka sendiri.

Ketika Ananias membawa sebagian uang penjualan dan menyerahkannya kepada Santo Petrus, Petrus dengan pengarahan Roh Kudus mengetahui kebohongan Ananias dan menyatakan bahwa ia telah berdusta kepada Roh Kudus. Akibatnya, Ananias jatuh mati di hadapan Petrus. Beberapa saat kemudian, Safira juga tiba dan tidak menyadari apa yang terjadi pada suaminya. Ketika dia diminta mengonfirmasi jumlah uang yang diberikan oleh Ananias, Safira mengulangi kebohongan suaminya. Saat itulah Petrus menegur Safira dan dia juga jatuh mati di tempat itu.

Kejadian ini menjadi peringatan yang kuat bagi gereja dan umat Kristen tentang pentingnya kejujuran, integritas, dan niat yang tulus dalam melayani Tuhan. Ananias dan Safira telah melanggar prinsip-prinsip ini dengan mempertahankan sebagian dari harta yang seharusnya mereka sumbangkan kepada gereja. Mereka berusaha memanipulasi persepsi orang lain dan berbohong kepada Roh Kudus.

Dalam kasus ini, kematian Ananias dan Safira bukanlah hukuman dari Petrus, tetapi tindakan ilahi yang mengungkapkan kehakiman Tuhan atas tindakan mereka. Ini juga merupakan peringatan bagi gereja dan umat Kristen bahwa Tuhan menghendaki kejujuran dan niat yang tulus dalam setiap aspek kehidupan dan pelayanan. Kisah ini menunjukkan pentingnya menghindari hipokrisi, kebohongan, dan keserakahan dalam kehidupan kita.

Kisah Ananias dan Safira juga mengingatkan kita akan kewibawaan Roh Kudus yang mengetahui hati dan pikiran kita. Kita tidak dapat menyembunyikan kebenaran dari Tuhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk hidup dengan integritas, kejujuran, dan niat yang tulus dalam setiap tindakan dan pelayanan kita kepada Tuhan dan sesama.

Melalui kisah Ananias dan Safira, gereja awal dan umat Kristen saat ini diajarkan pentingnya hidup dengan integritas dan kejujuran dalam setiap aspek kehidupan kita. Kita diingatkan untuk tidak mengikuti jejak Ananias dan Safira yang berusaha memanipulasi dan membohongi orang lain. Sebaliknya, kita dipanggil untuk hidup dengan tulus dan jujur, dengan niat yang baik, dan dengan sukarela melayani Tuhan dan sesama tanpa kepentingan pribadi yang tersembunyi.